Doping adalah penggunaan obat obatan untuk
meningkatkan perfomance dalam berolahraga. Berakar kata “dope”, yang digunakan suku asli di Afrika Selatan untuk nama
minuman beralkohol yang mereka pakai dalam upacara dansa-dansi. Adapun
definisi-definisi untuk doping ini berubah-ubah terus sesuai dengan
perkembangan zaman. Defmisi yang pertama digariskan adalah pada tahun 1963 dan
berbunyi sebagai berikut : doping adalah pemakaian zat-zat dalam bentuk apapun
yang asing bagi tubuh, atau zat yang fisiologis dalam jumlah yang tak wajar
dengan jalan tak wajar pula oleh seseorang yang sehat dengan tujuan untuk
mendapatkan suatu peningkatan kemampuan yang buatan secara tidak jujur. Juga
bermacam-macam usaha psikologis untuk mening katkan kemampuan dalam olahraga
harus dianggap sebagai suatu doping. (Hario Tilarso. Masalah Doping. Jakarta.
Pusat Kesehatan Olahraga DKI)
Lalu karena dirasakan sukar untuk membedakan antara
suatu pemakaian doping dengan suatu pengobatan memakai obat-obat stimulantia
maka ditambah pula hal-hal baru dalam definisi tersebut : Bila karena suatu
pengobatan terjadi kenaikan suatu kemampuan fisik karena khasiat obat atau
karena dosis yang berlebih maka pengobatan tersebut dianggap sebagai suatu
doping. Pada Kongres Ilmiah Olahraga Internasional yang diadakan pada saat
berlangsungnya Olympiade Tokyo 1964 diadakan perubahan definisi doping tersebut
menjadi sebagai berikut Doping adalah pemberian kepada ,atau pemakaian oleh
seorang atlet yang bertanding, suatu zat asing melalui cara apapun, atau suatu
zat yang fisiologis dalam jumlah yang tak wajar, atau diberikan dengan cara
yang tak wajar dengan maksud/tujua khusus untuk meningkatkan secara buatan
dengan cara yang tak jujur kemampuan si atlet dalam pertandingan. Dalam kontek
sekarang, doping diartikan penggunaan bahan-bahan kimia yang terlarang yang
diduga bisa membahayakan kesehatan pemakainya.
1. Jenis-Jenis
Doping
1) Cannabinoids
Cannabinoids adalah
bahan kimia psikoaktif berasal dari tanaman ganja yang menyebabkan perasaan
relaksasi. Contohnya adalah hashis, minyak hashis, marijuana. Marijuana umumnya
tidak dianggap meningkatkan kinerja, tapi dilarang karena penggunaannya merusak
citra olahraga. Ada juga faktor keamanan terlibat karena penggunaan ganja dapat
melemahkan kemampuan atlet, sehingga mengorbankan keselamatan atlet dan pesaing
lainnya. Atlet menggunakannya untuk meningkatkan waktu pemulihan mereka setelah
latihan, meningkatkan denyut jantung mereka, mengurangi kelemahan mereka. Obat
ini Dilarang dalam kompetisi.
2) Peptides
Hormones
Hormon peptida adalah
zat yang diproduksi oleh kelenjar dalam tubuh ,dan setelah beredar melalui
darah, dapat mempengaruhi organ-organ dan jaringan lain untuk mengubah fungsi
tubuh. Contohnya adalah eritropoietin, hormon pertumbuhan manusia, insulin,
corticotrophins Hormon Peptida yang merupakan pelayan pembawa pesan antara
organ berbeda, dilarang karena merangsang berbagai fungsi tubuh seperti
pertumbuhan, perilaku dan sensitifitas terhadap rasa sakit. Atlet
menggunakannya untuk merangsang produksi hormone alami, meningkatkan
pertumbuhan otot dan kekuatan, dan meningkatkan produksi sel darah merah yang
bisa meningkatkan kemampuan darah untuk membawa oksigen. Obat ini filarang di
dalam dan di luar kompetisi.
3) Masking
Agents
Agen masking adalah
produk yang berpotensi dapat menyembunyikan keberadaan zat terlarang dalam urin
atau sampel lainnya. Contohnya epitestosterone, dekstran, diuretik, probenesid
Dilarang karena Masking Agen dapat menyembunyikan keberadaan zat terlarang
dalam urin seorang atlet atau sampel lainnya, yang memungkinkan mereka untuk
menutupi penggunaan dan memperoleh keunggulan kompetitif yang tidak adil. Atlet
memang menggunakannya untuk menyembunyikan penggunaan zat terlarang dalam
proses pengujian. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi.
4) Glucocorticosteroids
Dalam pengobatan
konvensional, glukokortikosteroid digunakan terutama sebagai obat
anti-inflamasi dan untuk meringankan rasa sakit. Mereka umumnya digunakan untuk
mengobati asma, demam, peradangan jaringan dan rheumatoid arthritis. Contohnya
deksametason, flutikason, prednison, triamsinolon asetonid danrofleponide
Dilarang karena ketika diberikan secara sistemik (ke dalam darah)
glukokortikosteroid dapat menghasilkan perasaan euforia, berpotensi memberikan
keuntungan yang tidak adil atlet. Atlet menggunakanya biasanya untuk menutupi
rasa sakit yang dirasakan dari cedera dan penyakit. Obat ini dilarang di dalam
kompetisi saja.
5) Beta-2
Agonists
Beta-2 agonis adalah
obat yang biasa digunakan untuk mengobati asma dengan relaksasi otot-otot yang
mengelilingi jalan napas dan membuka saluran udara.
Contohnya bambuterol
hidroklorida, hidroklorida reproterol, hidroklorida tulobuterol. Dilarang
karena mereka dapat memberikan keuntungan yang sama dengan Stimulan atau, jika
diberikan ke dalam aliran darah, memiliki efek anabolic. Atlet menggunakannya
untuk meningkatkan ukuran otot mereka dan mengurangi lemak tubuh. Bila
dimasukan melalui mulut atau pun dengan suntikan, Beta-2dapat memiliki efek
stimulasi yang kuat. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi.
6) Stimulants
Stimulan adalah obat
yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan kewaspadaan dengan
meningkatkan gerak jantung dan pernapasan serta meningkatkan fungsi otak.
Dengan berkerja pada sistem saraf pusat, stimulan bisa merangsang tubuh baik
secara mental dan fisik.
Contohnya adalah
adrafinil, kokain, modafinil, pemoline, selegiline Dilarang karena dapat
merangsang pikiran atau tubuh, sehingga meningkatkan kinerja dan memberi atlet
keuntungan yang tidak adil.
Atlet menggunakannya
untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam latihan pada tingkat yang optimal,
menekan kelelahan tempur dan nafsu makan.
7) Narcotic
Analgesics
Analgesik narkotik
biasanya mengambil bentuk obat penghilang rasa sakit yang bekerja pada otak dan
sumsum tulang belakang untuk mengobati rasa sakit yang terkait dengan stimulus yang
menyakitkan.
Contohnya buprenorfin,
dextromoramide, heroin, morfin, petidin Analgesik narkotik dilarang karena
dapat digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri dirasakan dari cedera
atau sakit sehingga untuk membantu atlet dalam latihan yang lebih keras dan
untuk jangka waktu yang lama. Bahaya dalam hal ini adalah bahwa obat itu hanya
menyembunyikan rasa sakit tidak mengobati sakitnya itu sendiri.
Akibatnya, atlet
mungkin memiliki rasa aman yang palsu, dan dengan terus melatih dan bersaing,
resiko kesehatan menjadi meningkat. Oleh karena itu obat ini dilarang digunakan
dalam kompetisi.
8) Anabolic
Agents
Anabolik steroid
androgenik (AAS) adalah versi sintetis dari hormon testosteron. Testosteron
adalah hormon kelamin laki-laki ditemukan dalam jumlah besar pada kebanyakan
laki-laki dan di beberapa perempuan. Anabolik steroid androgenik masuk ke dalam
salah satu dari dua kategori:
a) steroid
eksogen adalah substansi yang tidak mampu diproduksi oleh tubuh secara alami
b) steroidendogen
adalah mereka zat yang mampu diproduksi oleh tubuh secara alami.
Contoh steroid eksogen
adalah drostanolone, metenolone dan oksandrolon, sedangkan contoh steroid
endogen adalha androstenediol (andro), dehydroepiandrosterone (DHEA) dan
testosterone. Agen anabolik hanya boleh diresepkan untuk penggunaan medis saja.
Dilarang karena penggunaan agen anabolik dapat meningkatkan kinerja seorang
atlet, memberikan mereka keuntungan yang tidak adil. Kemungkinan lain adalah
efek samping yang serius medis bagi pengguna. Atlet menggunakannya untuk
meningkatkan ukuran dan kekuatan otot, mengurangi jumlah waktu yang diperlukan
untuk pulih setelah latihan,dan untuk melatih lebih keras dan untuk jangka
waktu yang lama.
2. Dampak
Dari Pengguna Doping
Beberapa
dampak buruk orang yang menggunakan doping :
1) Analgesic.
Sebagai penghilang rasa sakit ketika haid menjelang. Tetapi, dampaknya jika
salah memilih obat bisa mengakibatkan sulit bernapas, mual, kehilangan
konsentrasi, dan mungkin menimbulkan adiksi atau kecanduan.
2) Diuretika contoh : acetazolamide, bumetanide,
chlorthalidone. Pada beberapa jenis olah raga yang memiliki kriteria berat
badan, misalnya angkat besi,diuretika untuk mengeluarkan cairan tubuh. Banyak
dan cepatnya pengeluaran air seni ini akan cepat menurunkan berat badan sebab
60 persen dari berat badan manusia terdiri atas air. Sayangnya, bersama itu
akan terbawa keluar pula beberapa jenis garam mineral. Akibatnya, timbul kejang
otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering mungkin
akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung. selain dehidrasi, sakit kepala,
mual, dan detak jantung yang tidak normal, dehidrasi yang parah dapat
menyebabkan ginjal dan jantung berhenti bekerja
3) Eritropoetin
dan menyuntikkan darah ,Kedua cara ini akan meningkatkan jumlah sel darah merah
di dalam tubuh. Fungsi sel darah merah melalui hemoglobin adalah mengangkut
oksigen. Dengan jumlah oksigen yang cukup bagi seluruh tubuh, proses pembakaran
akan berjalan lancar sehingga energi yang dihasilkan akan bertambah. Cara ini biasanya
untuk atlet yang memerlukan daya tahan lama. Misalnya, untuk lari jauh,
maraton, thriatlon, sky, berenang 800 m, dan balap sepeda jarak jauh. Namun,
efek bahaya suntikan eritropoetin darah menjadi lebih pekat sehingga mudah
menggumpal dan memungkinkan terjadinya stroke(pecahnya pembuluh darah di otak).
4) Doping dengan suntikan darah akan
menimbulkan reaksi alergi, meningkatnya sirkulasi darah di atas normal, dan
mungkin gangguan ginjal. Golongan obat peptide hormonis dan analognya dapat
berakibat atlet menderita sakit kepala, perasaan selalu letih, depresi,
pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah tersinggung. Selain sejumlah
kerugian tadi, dampak kejiwaan yang diderita atlet pengguna doping yang
ketahuan adalah siksaan tersendiri. Banyak atlet pemakai doping yang menderita
depresi.
5) Obat-obatan anabolik, termasuk hormon
androgenik steorid. Jenis hormon ini punya efek berbahaya, baik bagi atlet pria
maupun atlet perempuan karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh serta
meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan jantung. Khusus bagi atlet
perempuan, pemakaian hormon ini akan menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti
berkumis, suara berat, dan serak. Lalu, timbul gangguan menstruasi, perubahan
pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan
meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, itu akan mengakibatkan timbulnya
jerawat dan pertumbuhannya akan berhenti. Efek samping lainnya yaitu
meningkatkan tekanan darah dan suhu tubuh, meningkatkan dan membuat tidak
beraturan detak jantung, serangan dan kegelisahan, kehilangan nafsu makan dan
kecanduan. Ini dapat menyebabkan jantung berhenti, stroke dan kematian.
Stimulan ini dapat ditemukan dalam resep dan obat-obat yang dijual di konter
termasuk dalam herbal dan makanan tambahan.
6) Anabolic
steroids Contohnya androstenedione, nandrolone dan stanozolol. Untuk
merangsang sel otot dan tulang untuk membuat protein baru. Mereka meningkatkan
kekuatan otot dan mendorong pertumbuhan otot baru, meniru pengaruh dari hormon
seks laki-laki testosteron. Mereka juga meningkatkan tekanan darah, memperkeras
arteri dan meningkatkan resiko sakit jantung, sakit lever, dan kanker tertentu.
7) HGH
Human Growth Hormone (hormon pertumbuhan manusia), somatotrophin. menyamai
hormon pertumbuhan dalam darah yang dikendalikan oleh mekanisme kompleks yang
merangsang pertumbuhan, membantu sintesa protein dan menghancurkan lemak. HGH
disalahgunakan oleh saingan untuk merangsang otot dan pertumbuhan jaringan.
Efek yang merugikan termasuk kelebihan kadar glukosa, akumulasi cairan, sakit
jantung, masalah sendi dan jaringan pengikat, kadar lemak tinggi, lemahnya
otot, aktivitas thyroid yang rendah dan cacat.
8) ERYTHROPOIETIN
(EPO) EPO dipeoduksi oleh ginjal untuk merangsang produksi sel darah merah
untuk mengangkut oksigen. Kegunaan utama dari EPO sintetis adalah untuk
mengobati anemia. Ini disalahgunakan oleh atlet jarak jauh, pemain ski
cross-country dan pembalap sepeda untuk meningkatkan daya tahan. Efek yang
merugikan termasuk tekanan darah tinggi, menyumbat pembuluh arteri dan vena,
pembengkakan otak, jantung berdebar, sakit dan luka pada otot dan mual.
9) BETA-BLOCKERS,
untuk membendung penyampaikan rangsangan ke jantung, paru-paru dan aliran
darah, memperlambat rata-rata detak jantung. Itu dilarang dalam olahraga
seperti panahan dan menyelam karena menghindarkan getaran. Efek merugikan yang
terjadi antaralain mimpi buruk, susah tidur, kelelahan, depresi, gula darah
rendah dan gagal jantung.
10) Doping darah. Mengatur sel darah merah
atau hasil peroduksi yang terkait untuk menambah jumlah sel darah merah buatan
yang ada di dalam tubuh, yang meningkatkan kapasitas pengangkutan oksigen dalam
tubuh. Darah dapat diambil dari atletnya sendiri dan disimpan selama dua atau
tiga bulan menjelang kompetisi. Efek merugikan termasuk gagal ginjal dan lever
dan kerusakan otak.
3. Usaha Memberantas
Doping
Banyak
sekali upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah guna menangani kasus doping
di Indonesia. Sebagai upaya untuk menjaga kemurnian olahraga dan nilai-nila
olahraga dari tindakan yang merusak citra olahraga, Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas) membentuk Lembaga Anti Doping Indonesia, Jumat 6 Agustus
2004 di Jakarta. Lembaga tersebut independen dan terdiri atas para profesional,
seperti dokter dan ahli hukum. LADI merupakan tindak lanjut Indonesia dari
konvensi dan deklarasi antidoping dalam olahraga, 3-5 Maret 2003 di Kopenhagen,
Denmark, yang diwajibkan World Anti-Doping Agency (WADA). Dalam hal ini LADI
tidak memiliki wewenang untuk menjatuhakan sanksi kepada atlet yang terbukti
positif doping, LADI hanya memberikan analisis sampel, sedang sanksi diberikan
oleh induk olahraga yang bersangkutan. Bagi atlet yang positif doping, WADA
menjatuhkan sanksi berupa dua tahu skorsing sehingga atlet tesebut tidak boleh
berkompetisi sama sekali selama jangka waktu tersebut. Jika dia untuk kedua
kalinya kedapatan doping lagi, maka WADA menjatuhkan sanksi serupa dengan yang
pertama. Akan tetapi, jika terbukti positif doping sekali lagi atlet tersebut
dilarang bertanding seumur hidup.
sumber :
Muslimin40porf's, Doping Dalam Dunia Olahraga
diakses dari : http://muslimin40porf.wordpress.com/doping-dalam-dunia-olahraga/
Rivo Kempoel, Doping dan Macam-macamnya diakses
dari : http://rivokempoel.wordpress.com/2010/05/18/doping-dan-macam-macamnya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar